ULAR TANGGA NAPAS
Ular Tangga Ajaib Materi IPA Keas 8

By Admin 19 Jan 2023, 10:05:20 WIB artikel
ULAR TANGGA NAPAS

Gambar : kegiatan permainan ular tangga napas


Bukan, bukan ular apalagi tangganya yang napas, ya, Bapak Ibu guru bahagia di seantero Nusantara. Ini merupakan media ular tangga yang diterapkan pada pembelajaran IPA SMP materi Sistem Pernapasan. Seperti apa, ya?

Pembelajaran adalah serangkaian proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan dengan tujuan tercapainya ilmu pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan diri peserta didik. Pembelajaran yang baik berpusta pada siswa dan menggunakan media sebagai alat bantu peserta didik dalam memahami setiap proses belajar yang dilakukan. Menurut Moch. Chabib, dkk. (2017), adanya media membantu peserta didik dalam memahami dan merangsang keaktifan peserta didik. Sedangkan menurut Tipani Lian Dewi, dkk. (2017), media seharusnya mudah diperoleh dan terjangkau. Media juga dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna, menarik perhatian peserta didik, meningkatkan gairah dan kualitas belajar, dan memudahkan komunikasi antara pendidik dan peserta didik.

Pembelajaran IPA terutama di SMP merupakan peralihan awal dari usia operasional konkret menuju operasional formal menurut teori belajar Jean Peaget. Hal ini terlihat dari masih munculnya kecenderungan siswa untuk bermain dalam melakukan aktivitas mereka. Sehingga apabila dilaksanakan pembelajaran yang monoton, tanpa media, dan tidak menfasilitasi komunikasi dua arah, peserta didik menjadi kurang bersemangat dan enggan menggali lebih dalam potensi mereka, apalagi jika materi yang dipelajari terkesan abstrak. Materi Sistem Pernapasan Kelas VIII SMP merupakan salah satunya. Materi ini meliputi konsep, proses, dan gejala yang terkesan abstrak karena peserta didik tidak dapat melihat langsung organ-organ dan proses yang bekerja di dalamnya, kecuali melalaui bantuan media pembelajaran.

Media yang baik setidaknya dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan optimisme dalam belajar, menumbuhkan kreativitas, dan dapat diaplikasikan secara efektif. Selain itu, media seharusnya dapat merangsang kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotorik peserta didik. Menurut Moch. Chabib, dkk. (2017), pengetahuan yang dibangun sendiri oleh peserta didik akan lebih bermana dan melekat pada pikiran siswa. Hal ini mengakibatkan penulis merancang penggunaan media “Ular Tangga” pada materi Sistem Pernapasan untuk meningkatkan keaktifan dan kreativitas siswa. Pembelajaran dilakukan pada semester 2 kelas VIII tahun ajaran 2020/2021 SMP Islam Andalusia Kebasen, tepatnya pada bulan Maret 2022. Waktu yang dibutuhkan adalah 2 kali pertemuan (5 Jam Pertemuan) mulai dari proses merancang desain hingga selesai permainan dan penguatan konsep oleh pendidik.

Sebelum masuk ke kelas, penulis sebagai pendidik terlebih dahulu menyiapkan skenario pembelajaran, mulai dari jumlah kolom pada ular tangga yang perlu dibuat oleh peserta didik, alat dan bahan yang diperlukan, dan cakupan materi yang akan dijadikan pertanyaan pada ular tangga.

Pada hari H pembelajaran, tak lupa guru memberikan apersepsi berupa gambar ular tangga. Peserta didik terlihat antusias karena mengingat permainan yang entah berapa tahun lalu dimainkannya. Hingga akhirnya peserta didik menanyakan apa gunanya ular tangga tersebut. Di sini terlihat antusias peserta didik terhadap materi mulai muncul. Ketika peserta didik sudah merasa tertarik

 

belajar, guru semakin mudah dalam menarik perhatian peserta didik untuk lebih semangat dalam melakukan setiap fase pembelajaran.

Setelah dibentuk kelompok belajar dan pengarahan mengenai garis besar kegiatan, kelas terdengar bergemuruh. Pesimisme membayangi mereka, mengingat bagaimana membuat sejumlah pertanyaan yang dipadukan dengan beberapa tangga sebagai batu loncatan dan ular sebagai luncuran mereka. Di sinilah peran pendidik untuk membangkitkan jiwa optimisme peserta didik, bahwa mereka mampu dan berpotensi untuk mengembangkan tiga keterampilan sekaligus. Kemampuan kognitif dalam pembuatan berbagai soal menarik di perjalanan ular tangga dan sekaligus kunci jawabannya pada selembar kertas khusus. Kemampuan psikomotorik pada kreativitas dalam menyajikan ular tangga yang menarik dari segi desain, jenis tulisan, dan pewarnaan. Tak lupa kemampuan afektif pada terlatihnya kerja sama kelompok, menghargai antar anggota kelompok, dan keaktifan dalam setiap proses pembelajaran, karena terjun langsung dalam proses pembuatan ular tangga. Pada tahap ini, guru aktif berkeliling kelas untuk memastikan setiap anggota melakukan pembagian tugas yang telah disusun sebelumnya. Pembagian tugas bertujuan agar setiap anggota berperan aktif dalam berbagai proses pembuatan ular tangga.

Proses pembelajaran semakin hidup karena peserta didik mulai menggali idenya dimulai dari tema ular tangga yang disepakati secara berkelompok. Ada yang bertemakan cinta, elegan, horror, dan lain-lain. Setelah menemukan tema, peserta didik menentukan judul yang menarik. Selanjutnya, peserta didik merancang desain ular tangga supaya terlihat berapa jumlah pertanyaan yang dibutuhkan. Adapun peserta didik lainnya mulai membuat pertanyaan dan jawaban untuk selanjutnya dikonfirmasi ke guru. Terlihat jenis pertanyaan antar kelompok beragam, sesuai dengan karakteristik pembuatnya. Adapula peserta didik yang membuat dadu dari bahan-bahan yang ada di sekitar mereka, dengan menerapkan jaring-jaring kubus sebagai dasar pembuatannya. Setelah semua siap, peserta didik mulai mengkreasikan proses penulisan pertanyaan agar ular tangga semakin menarik sekaligus menimbulkan banyak rasa ingin tahu antar kelompok. Setelah semua kelompok selesai, peserta didik bertukar ular tangga antar kelompok, untuk dimainkan secara berkelompok menggunakan ular tangga selesai. Selain bermain mengumpulkan skor terbaik bagi peserta diidk yang mencapai finish lebih dahulu, peserta didik juga memberikan umpan terhadap ular tangga karya kelompok lain tersebut.

Selain meningkatkan keaktifan karena peserta didik terjun langsung dalam semua proses pembuatan produk sampai permainannya dan  kreativitas meningkat karena setiap kelompok berusaha yang terbaik untuk kelompoknya, pembelajaran ini juga mendapatkan keuntungan lanjutan, yaitu meningkatnya hasil belajar peserta didik. Hal ini terjadi karena tanpa sadar peserta didik belajar selama beberapa kali, mulai dari pembuatan pertanyaan dan jawaban, menuliskan ulang pada kertas khusus, sampai belajar dari ular tangga kelompok yang dimainkan, dan tentunya memiliki beberapa pertanyaan yang berbeda antar kelompok.

Meski menurut peserta didik cukup menyenangkan karena banyak tantangan yang peserta didik temukan di dalamnya, pembelajaran tak luput dari kekurangan. Masih ada beberapa peserta didik yang belum percaya diri mengungkapkan idenya dalam kelompok karena ada anggota lain yang mendominasi. Hal ini menjadi perbaikan pendidik untuk pembelajaran selanjutnya untuk lebih intens dalam mendampingi proses setiap kelompok agar masing-masing peserta didik leluasa dalam mengungkapkan segala ide dan pendapatnya.

 




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment